Jumat, 09 Agustus 2019

ANTARA KUPANG, SAINONI DAN OEKUSI -TIMOR LESTE


LIBURAN PANJANG 2019

Antara Kupang,Sainoni dan Oekusi(Timor Leste)


(Perjalanan Yang Membahagiakan dan Menegangkan)

Sejak berkeluarga 2009 lalu, kami bertekad setiap kali liburan panjang (Libur kenaikan kelas/akhir tahun ajaran) kami selalu berlibur ke daerah tertentu.

Tahun 2019, kami berlibur ke kampong Sainoni-Kefa dan Timor Leste. Senin, 24 Juni 2019, rencananya pagi jam kurang lebih pukul 05.30 sudah harus berangkat, namun harus mengikuti  akat nikah sipil di DUKCAPIL kota Kupang, maka kami baru berangkat  jam 10.30.

Sepede motor revo bernopol 2393, melaju dengan kecepatan normal, saya bersama istri dan anak kami Nino dengan tas pakain dan bekal seadanya berangkat dari Kota karang menuju Kefamenanu. Sesampai  Niki-Niki tempat faforit kami, kami berhenti dan menikmati makanan yang telah disiapkan dari rumah. Nino di beri kesempatan untuk bermain sejenak. Di tempat itu kami beristrahat hampir 40 menit.

Ketika dirasa istrahat kami sudah cukup,  sang revo kembali memuat kami untuk melanjutkan perjalanan. Sesampai Kefa sudah sore. Istri membeli segala kebutuhan untuk dibawa ke kampung. Kami tiba sainoni pukul 19.00 malam.

Ternyata mereka di di kampung telah menunggu kedatangan kami. Makanan sudah tersedia, kami makan bersama, berceritera cukup lama dan beristirahat. 25 Juni 2019, hari pertama liburan di kampung  kami isi dengan  mengunjungi lading bersama mama (Ena), Nino bersama mamanya juga ikut. Air di botol, parang (alat tebas) juga dibawa. Di kebun saya bersama ena tebas sedangkan Nino dan mamanya beristirahat sambil bermain hp.

Jam 11. Siang kami kembali ke rumah. Malam itu kami beristirah lagi dan persiapan berangkat ke Oekusi-Timor Leste. Sorenyanya (25 Juni 2019) saya bersama mamanya Nino ke Kefa untuk membeli segala sesuatu yang hendak di bawa ke Oekusi. Kami singga Numpene mengunjungi kakak Minggas.




Pagi itu Rabu, 26 Juni 2019 setelah makan pagi berangkat menuju perbatasan. Tidak ada seorangpun dari kami yang membawa  surat (Pasport dan visa). Kebiasaan di perbatasan kalau hendak masuk ke Timor Leste mengikuti jalan tikus (Istilah orang perbatasan jalan illegal) mestinya pada tengah malam atau atau jam 03.00 subuh. Tidak dengan kami, kami baru berangkat dari rumah jam 09.00 pagi. Kami menumpang kendaraan umum dan turun dijlan yang biasanya dilewati untuk menyebrang secara illegal Negara sebelah. Memang diperbatasan sulit membedakan orang Timor Leste dan orang Indonesia, lagi pula orang bias mengembalakan binatang piaraan lintas Negara.  Kami berangkat dalam rombongan, Saya bersama Mamanya Nino, Nino si buah hati kami, Bapak Besa (Kaka Paulinus), kakak Minggas, Bpk.Pus dan anak Mika. Kami membawa ayam, lilin dan bawaan lainya. Tidak membutuhkan waktu lama, kami sudah sampai di Negara sebelah. Duduk disebuah kios kecil hendak menunggu kendaraan. Baru 10 Menit kami beristrahat di kios kecil itu, dating seorang polisi Timor Leste dan mulai menginterogasi kami, kami tidak bias menunjukan surat2, akhirnya setelah lama bernegosiasi dan menemukan titik terang kami diangkut kembali k epos imigrasi Timor Leste, pembicaan kami cukup lama, dari imigrasi dibawa ke pos polisi Timor Leste, di Pos polisi saya bersama Nino tidak masuk ke ruang interogasi. Setelah lama diinterogasi kami disuruh kembali ke pos Indonesia. Lewat jalan tikus harus seolah2 belum masuk atau tidak ada masalah disana. Yang lain menunggu di rumah penduduk Napan, saya bersama Besa menghadap pos demi pos(Pos tentara, pos Polisi, dan pos Imigrasi) tujuan kami hanya satu, ke Timor Leste untuk bakar lilin di kuburan kakek dan mengunjungi paman (adik dari bapakku yang sakit) alasan ini akhirnya kami dilepas dan pergi.

Setelah diberi izin resmi, kami kembali k epos imigrasi Timor Leste lapor diri dan masuk. Dengan pik up kami menuju Oekusi, kurang lebih 1 jam kami tiba di Oekusi, Bapak sudah menunggu kami. Sorenya kami semua ke kuburan Kakek bakar lilin, paginya kami gunakan kesempatan mengunjungi Faotsuba dan akhirnya  Kamis, 27 Juni 2019, dengan pik up kembali ke Sainoni.

Hari itu Jumat, 28 Juni 2019, paginya bakar lilin di kuburan Bapak Yohanes Bait dan nenek Maria Eli serta Ba,I Taseon(nama kampungku) dan dengan Revo kesayangan kami kembali ke Kupang. Di Kupang (Bello) saya harus sibuk lagi dengan urusan Permandian dan sambut baru.



Kupang, Juli 2019




Tidak ada komentar:

Posting Komentar